Angin tak tampak oleh mata
tapi dirasakan oleh tubuh
seperti pengembara
yang terus berjalan
pada kota yang dituju.
Perantau dengan sejuta harapan
direnungkan ditepi mahakam
bersama belaian angin
yang membawa angan ke nirwana
bersama asa yang terus diperjuangkan.
Dia bukanlah sastrawan
yang lahir dari rahim fakultas sastra
dia hanyalah perantau yang cinta pada sastra
yang ingin membuktikan cintanya dengan karya.
Pada studio komunitas ladang
ia semaikan benih sastra yang ia punya
walaupun dengan segala kekurangan
agar bekal puisi dari negeri kepulauan tidak basih.
Pada jaring penulis kaltim
ia belajar untuk menulis
dengan satu asa
kembali kenegeri asal
dengan membawa karya dari Borneo.
Pada Dangau Korrie Layun Rampan
Mereka duduk bersama tanpa ada kesenjangan
bak rumpun ilalang yang menyatu dalam keindahan,
Mereka duduk bersama dalam satu komunitas
untuk melahirkan Karya bersama
di Bumi Etam yang mereka cintai bersama.
*********
(3.7) Samarinda ,522016
0 Comments:
Posting Komentar