Header Ads

Breaking News
recent

Mengenal Secara Singkat Tentang Bisnis Distributor Buku

Sumber:https://wikupedia.wordpress.com/2007/12/19/mengenal-secara-singkat-tentang-bisnis-distributor-buku


Setidaknya ada 5 lini bisnis buku yang berkembang di Indonesia, toko buku, distributor, penerbit, percetakan serta agen kepenulisan. Setiap lini mempunyai keunikan serta kesulitan tersendiri untuk mengolahnya menjadi keuntungan.

Toko buku, misalnya akan selalu bergantung terhadap omset yang di dapat dari penjulan buku yang ada di toko mereka. Toko buku akan selau berhitung antara pengeluaran serta pemasukan bersih yang didapat setelah pemotongan rabat ke penerbit. Biaya overheadbiasaya yang paling krusial yang harus di menej oleh para pelaku di lini usaha ini.
Lain halnya dengan penerbit, mereka selaku berkutat dengan naskah yang dihasilkan oleh penulis atau penerjemah, danmengkalkulasikan kemungkinan penerimaan pasar terhadap kehadiran buku tesebut. Omset yang didapat harus bisa mengisi kekosongan kas yang diakibatkan keluarnya uang untuk mencetak satu atau lebih buku. Cash flow inilah biasanya yang menghambat penerbit untuk berkembang pesat. Para penerbit yang lihai menejcash flow mereka serta jeli melihat peluang buku yang akan dicetaklah yang mampu bertahan dan mengembangkan penetrasi usaha mereka.
Kesemua lini tersebut saling mengembangkan keahlian mereka ditengah gempuran industri barang konsumsi lainnya. Dan seperti yang selalu terjadi di egara kita, industri buku selalu saja kalah di bandingkan dengan industri konsumsi lainya, semisal pangan serta pakaian. Buku sampai sekarang masih belum juga bisa menggeser berbagai keperluan lain di masyarakat kita menjadi kebutuhan nomer satu, dan rasanya tidak akan pernah, bisa jadi ini dikarenakan negara kita yang masih saja masuk dalam kategori segera berkembang.
Salah satu lini industri buku yang paling unik mungkin distributor buku. Mereka, selain terjepit oleh industri makanan dan pangan yang masih merajalela, ternyata meraka pun harus adu cerdik dengan toko serta penerbit buku. Karena tidak jarang toko yang mengambil langsung buku ke penerbit serta kebalikannya, penerbit yang langsung mendistribuskan barang yang mereka hasilkan ke toko buku tanpa melalui perantara yaitu distributor buku.
Beberapa hal yang bisa jadi bahan pertimbangan mengapa toko mengambil langsung dari penerbit dan begitu juga kebalikannya adalah faktor keuntungan. Jika toko mengambil langsung ke penerbit maka rabat yang ia terima bisa lebih besar dari distributor. Namun ada pula kerugiannya, yaitu para toko buku harus juga lihai dalan pembukuan, karena penerbit akan selalu meminta laporan yang sangat terperinci bagi barang mereka. Segala hal berbau administrasi seperti setoran dan pengecekan jumlah eksemplar buku, harus bisa dilakukan oleh toko buku.
Lain halnya toko buku yang mendapatkan suplly dari distributor, mereka tidak harus pusing mengurus pembayaran serta detail lain, disributor yang melakukan semuanya. Toko buku hanya tinggal memikirkan bagaimana omset penjulan yang dihasilkan toko, bisa mendatangkan laba yang tinggi.
Menjadi distributor buku memang sangat tidak mudah. Para distributor melakukan dual transaksi bisnis, yaitu B to B (bussiness to bussiness), serta B to K (bussiness to konsumen). Untuk yang pertama, artinya distributor mendistribusikna buku-bukunya ke toko buku, sedangkan yang kedua ke end user alias konsumen langsung.
Keduanya sistem ini sama-sama menghasilkan laba. Distributor memang bisa memilih satu diantaranya, tetapi distributor yang komplit akan bisa mengelola kedua jenis bisnis ini. Apalagi jika kategori buku yang mereka distribusikan banyak, artinya buku yang menjadi barang dagangan terdiri dari banyak kategori buku, sastra, rohani, politk, kebudayaan, populer, dll. Dengan memiliki kedua jenis sistem, tentu jasa distribusi buku menjadi lebih komlpit. Karena ada beberapa jenis buku yang memang tidak terlalu bagus jika dijual hanya di retail saja, jadi memang harus dijual di pameran atau penjualan personal.
Jenis sistem pengambilan buku yang lazim dilakukan adalah konsinyasi (titip jual), namun banyak juga distributor buku yang menjalankan sistem kredit. Ke dua sistem ini bisa dilihat oleh distributor. Memang ada kalanya penerbit tertentu akan menawarkan sistem tertentu dan tidak menyediakan sistem yang lain, misalnya penerbit A, tidak melayani kerjasama konsinyasi tetapi hanya pembelian langsung serta kredit.
Sistem ini dari luar memang tampak ringan dan sangat menguntungkan bagi distributor, karena tidak ada biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal untuk memulai usaha. Distributor hanya memberikan jaminan berupa proposal usaha yang cukup meyakinkan dan melakukan pendekatan yang baik maka biasanya penerbit tertentu akan memeberikan bukunya sejumlah tertentu untuk didistribusikan. Apalagi jika penerbit itu belum memiliki distributor, maka proses kerjasama akan lebih mudah.
Namun sistem konsinyasi ini tidak sepenuhnya aman dan murah, karena sebetulnya distributor mempunyai kewajiban berupa piutang dalam bentuk buku yang harus ditangungnya. Memang buku ini berisfat pinjaman dan bisa diretur, namun biaya penyusutan serta kerusakan akan menjadi tanggung jawab distributor, maka tanpa sebuah manajemen stok yang baik distributor akan sulit berkembang. Semua bidang usaha tentu harus memiliki persyaratan manejemen yang baik, demikian juga halnya di industri buku.
Untuk menjadi distributor yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
  • Yang pertama adalah persyaratan mutlak yang harus dimiliki yaitu manajemen usaha yang baik, di sini sebuah perusahaan distribusi harus memiliki rencana bisnis yang bisa dijadikan patokan dalam menjalankan strategi bisnis mereka.
  • Yang kedua jaringan ke suplier yang baik dan luas. Ini memungkinkan distributor mendapatkan rabat yang besar serta mendapatkan up date buku yang baik.
  • Yang ketiga jaringan distribusi yang luas, syarat ini memunginkan distributor menyebarkan buku dari suplier dengan coverage area yang cukup luas. Dengan semakin luasnya area distribusi maka semakin luas juga pasar yang bisa diraih. Semakin besar pangsa pasar maka semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan konsumen.
  • Yang keempat adalah manajemen kontrol. Di sini distributor harus memiliki kontrol terhadap buku yang mereka distribusikan, sehingga bisa di menej antara buku mana yang cepat terjual dan yang tidak. Distributor bisa megatur ini untuk membuat prediksi pasar dan menetepkan target penjualan serta strategi yang tepat untuk menjual buku yang di distribusikan.
  • Yang kelima adalah jeli terhadap perkembangan pasar buku secara makro dan mikro. Dengan jeli terhadap perkembangan distributor akan memiliki banyak info tentang trend buku, pameran yang sedang berlangsung serta kebijakan-kebijakan makro mana yang bisa berpengaruh terhadap bisnis buku.
Apapun lini produk yang dipilih untuk ditekuni, masing-masing mempunyai keunikan dan celah yang harus ditelusuri. Bisnis buku memang bisa ditekuni secara trial error, namun akan lebih baik jika ditekuni dengan persiapan yang matang, baik rencana bisnis maupun pengenalan produk serta industri secara global. Dengan demikian kita tidak hanya menjalani bisnis saja tetapi kita bisa juga ikut mengembangkan bisnis buku secara global.
Beberapa keterangan singkat mengenai industri buku
Toko buku adalah sebuah bidang usaha yang bisa disebut sebagai tangan ketiga dari rantai industri buku. Toko buku biasanya berupa retail yang menjual berbagai atau satu macam buku di suatua tempat tertentu. Buku yang di jual biasanya di susun sedemikian rupa agar menarik pembeli. Ada juga yang bisa disebut sebagai pedagang buku, mereka biasa tidak mempunyai toko atau menjual dengan cara-cara yang lebih konvensional, semisal menjual buku dengan ngampar atau dalam bentuk asongan. Toko buku atau penjual buku biasanya menadapatkan barang dari suplier yaitu penerbit, distributor, atau bahkan toko buku lainnya. Mereka mendapatkan keuntungan dari selisih rabat yang di dapat dari suplier mereka. Toko/penjual buku disebut sebagai tangan ketiga karena mereka merupakan titik akhir rantai industri buku sebelum produk buku sampai ke tangan konsumen.
Distributor buku biasanya disebut sebagai tangan kedua dari rantai industri buku, dikarenakan mereka mengambil barang dari suplier yaitu penerbit buku. Para distributor buku menyebarkan buku ke toko-toko yang kemudian akan mendisplay buku yang mereka suplly. Dsitributor buku mendapatkan keuntungan dari selisih antara harga jual dengan setoran kepada penerbit. Ada juga distributor buku yang tidak hanya mendistribusikan buku ke toko buku, namun mendistribusikan buku yang didapat dari suplier langsung ke tangan konsumen dengan cara mengadakan pameran serta penjualan langsung (direct selling).
Penerbit buku adalah tangan pertama dari industri buku, dari para penerbit inilah produk industri berupa buku memulai perjalan panjang mereka sampai ke tangan konsumen. Penerbit mendapatkan keuntungan melalui selisih antara harga pokok produk dengan harga jual ke distributor atau toko buku. Penerbit biasanya menyerahkan penyebaran buku yang mereka terbitkan kepada distributor, atau menyerbarkan buku mereka langsung ke toko buku. Ada juga penerbit yang mempunyai sendiri chaneldistribusi mereka, artinya penerbitan serta distributor berada dalam satu holding company.
Percetakan merupakan bagian terpisah yang tidak terpisahkan dari industri buku. Mereka biasanya hanya menerima order dari dari penerbit untuk mencetak sejulah eksemplar buku. Ada juga penerbit yang mempunyai percertakan sendiri, sehingga percetakan ada di bahwa holding company yang sama dengan penerbitan. Percetakan mendapat keuntungan dari selisih yang ada setelah ia memproduksi buku sejumlah eksemplar tertentu yang di orderkan oleh penerbit.
Penulis juga merupakan bagian yang terpisah namun tidak terpisahkan dari rantai industri buku. Tanpa para penulis akan sangat sulit bahkan tidak mungkin rasanya industri buku bisa ada. Mereka bisanya mendaatkan keuntungan dari jumlah royalti atau bayaran yang diberikan oleh penerbit.
Agen kepenulisan, lini bisnis buku ini mungkin sangat tidak famlier di kalangan industri buku di tanah air, namun agen kepenulisan sudah banyak berkembang di negeri yang industri bukunya maju, semisal Amerika. Agen kepenulisan hampir sama dengan manajemen artis. Mereka bertugas untuk mangatur segala hal tentang penulis dan mengatur juga kariernya agar mampu membuat tulisan yang baik dan selalu mendapatkan order menulis. Mereka yang mengatur semua detail yang harus dihadapi oleh penulis. Seperti kontrak, tengat waktu hasil tulisan, serta jadwal peluncuan buku. Mereka mendapat keuntungan dari fee yang diberikan oleh penulis, biasanya dipotong atau diambil dari royalti atau bayaran penulis dari penerbit.
Pada perkembangannya masing-masing lini bisa saling melengkapi, saling combine. Misalnya toko buku sekaligus distributor, atau penerbit sekaligus distributor, atau bahkan semua lini ada dalam satu holding company yang sama
.

Tidak ada komentar:

ditulis oleh Nahwan Pasangio. Diberdayakan oleh Blogger.