Jumat, Januari 27, 2017

Buletin Al-Iqro / Edisi: 65 / 26 Januari 2017

Hilangnya Rasa Malu


Apa yang terfikirkan jika melihat banyak sekali foto mesra anak anak jaman sekarang, juga video kelakuan yang tak pantas yang belum waktunya mereka lakukan?
Muak? Sebel? Jengkel? Tidak menyangka? Marah? Atau malah biasa saja?
Berbagai hal terlintas dalam benak saya ketika melihat foto mereka remaja putri berpakaian tank top, pose manyun, rambut diacak adut. Ingin dinilai bagaimana mereka? Ingin diakui seperti apa mereka?
Yang bikin geleng kepala serasa ingin koprol pula saat mendapati banyak video mesum anak-anak remaja yang ter-upload di media. Maunya mereka sebenarnya apa? Teringin dipandang bagaimana? Kok bisa hal setabu itu justru sengaja direkam dan di upload ke media sosial dan dilihat banyak orang, motivasi apa yang melatar belakangi hal itu?
Nau'dzubillah....
Zaman memang sudah mulai berubah, moral remaja sudah mulai lemah rasa malu pun akhirnya terancam punah.
Ketika dahulu kedapatan merokok dan duduk berdua saja malunya sudah tak terhingga, tapi di zaman sekarang ini kedapatan ciuman dijalanan, pelukan ditempat sembarangan mereka justru bangga dan biasa saja. Astaghfirullah....
Dimana pendidikan agama mereka? Bagaimana orangtua mendidiknya? apakah ditanamkan sopan santun dan nilai-nilai moral sudah tidak lagi diajarkan di rumah juga di sekolah?
Tidak akan pernah habis pertanyaan yang muncul tersebab hal ini. Tidak akan sampai meski seberapapun berusaha berfikir. Siapa yang akan bertanggungjawab atas ini?
Malu merupakan salah satu sifat terpuji yang bisa mengendalikan orang yang memilikinya dari perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya dilakukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Rasa malu itu hanya mendatangkan kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Imron bin Hushain)
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ قَالَ أَوْ قَالَ الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ
Rasulullah bersabda, “Rasa malu adalah kebaikan seluruhnya atau rasa malu seluruhnya adalah kebaikan.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Iman itu terdiri dari 70 sekian atau 60 sekian cabang. Cabang iman yang paling utama adalah ucapan la ilaha illalloh. Sedangkan cabang iman yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari tempat berlalu lalang. Rasa malu adalah bagian dari iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kalaulah rasa malu sudah hilang, pantaslah jika hal-hal tersebut terjadi.
Semoga rasa malu masih ada selalu dalam diri kita semua sehingga kita tetap terjaga dari hal-hal yang tercela. Paling tidak malu terhadap Allah yang patut kita miliki, sehingga untuk melakukan hal yang tidak-tidak kita akan lebih dulu merasa malu kepada-Nya. Wajib bagi kita memelihara rasa malu sehingga kita terjaga dari kebinasaan sikap tercela.
Semoga kita semua selalu dalam penjagaan Allah dari kesalahan dan juga kesesatan.

_syauqiAG_
26jan17
Jejak13

                      PENANGGUNG JAWAB BULETIN

                                 NAHWAN PASANGIO 

0 Comments: