KHUTBAH DI PENJARA AUSTRALIA
Meskipun jumlah muslim minoritas di Kab. Rote, ternyata ada desa yang 100% muslim. Namany Desa Papela, Kec. Rote Timur, penduduknya 3000 lebih, muslim semua. Daerah ini paling ujung sebelah timur dari Pulau Rote. Kami mengunjunginya selesai acara kemarin sore menempuh perjalanan 1,5 jam.
Mata pencaharian masyarakat adalah nelayan dan sering dituduh melanggar garis perbatasan dengan Australia. Karenanya, seringkali ditangkap. 60-70 persen penduduk disini pernah dipenjara di Australia selama 2-3 bulan dengan tuduhan memasuki perairan wilayah Australia.
Pak Muhsin dan kawan-kawan bercerita bahwa penjara di Australia itu enak seperti hotel, perlakuanpun sangat baik, selain dapat makan yang enak, dapat uang juga 12 dolar Australia tiap pekan. Bahkan, bila tuduhan itu tidak terbukti bersalah, kita diberi ganti rugi oleh polisi.
Abdullah Pello bercerita bahwa dia dipenjara selama tiga tahun karena mengantar imigran gelap dari Myanmar. Selama dipenjara di Brisbane, ia diberi pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan mendapat gaji hampir 200 dolar Australia selama sebulan. Selama dipenjara, ia diberi kebebasan oleh beribadah, bahkan kalau ada muslim tidak shalat atau tidak puasa Ramadhan, oleh sipir disana dikatakan bukan muslim, kalau muslim mestinya shalat dan puasa.
Yang menarik dari cerita Abdullah Pello, dengan sebab dipenjara itu, ia jadi bisa berkhutbah Jumat. "Karena setiap Jumat diberi kesempatan untuk ibadah Jumat dan saya yang berkhutbah."
Dia senang berjumpa dengan saya dan bisa ikut pelatihan khatib, salah satunya karena buku khutbah yang saya tulis sudah digunakannya waktu khutbah di penjara. "Staf kedutaan RI memberikan buku itu untuk saya khutbah," Katanya.
Alhamdulillah, di desa ini ada tiga masjid yang kami kunjungi, obrolan ini berlangsung sambil menunggu dan saat makan ikan cakalang yang dibakar. Ikan yang sangat segar (Ahmad Yani, Penulis 5 Judul buku Khutbah, Rp 457.000. Pesan 0812-9021-953 & 0812-8376-1455)
***
Perjalanan menuju Rote NTT |
0 Comments:
Posting Komentar