Bulan Mulia Ramadhan
dikotori oleh kisruh pemilu
pengumuman KPU sebelum sahur
tak membuka hati pendukung Nol Dua
menerima hasil pengumuman
kata mereka itu kecurangan.
Pengumun lebih awal
dari penentuan semula
22 jadi 21
seakan semua penuh siasat
semua pendukung pakai siasat.
Demokrasi seakan kehilangan arah, kepercayaan
melawan bukan penjajah
menumpahkan darah saudara kandung
terlahir dari rahim Ibu Pertiwi.
Demokrasi bukanlah yang tertinggi
saat persuadaraan Anak
Bangsa
terkoyahkan oleh Pemilu, memiluhkan.
Kembali pada asas kejujuran
kembali pada kebenaran
pemilu adalah pemilihan umum
bukan perang saudara
Perang saudara
menang jadi arang
kalah jadi abuh
Ibu Pertiwi Menagis
melihat Anak Bangsa Bertikai
damailah Indonesiaku.
*********
Samarinda, 22 Mei 2019
0 Comments:
Posting Komentar