Persis diujung kampung pada tepi pantai sebuah gubuk bambu berdiri dengan penuh kesederhanaan bahkan dibawah kesederhanaan. Aku menatap dibalik jendela mobil keluarlah seorang remaja usia SMA dari Gubuk bambu itu. Akupun bertanya dalam hati, itu rumah atau kandang ayam???, kalau kandang ayam tidaklah mungkin pakai jendela diskusi dalam batinku, mobilpun berlalu dari gubuk bambu itu.
Saat itu aku masih menjabat ketua Osis sebuah Amanah menuntun aku untuk berjalan melewati gubuk itu kembali untuk mengantarkan undangan Dewan Guru. Akupun memberanikan diri untuk bertanya pada Ibu Guru.
Aku : Bu ...Gubuk bambu yang depan sana, kandang Ayam????
Ibu Guru : ssstt...Itu Asramanya Anak sekolah dari Kampung sebelah 7 kilo dari sini melewati hutan sana. loh...Kamu tidak tahu dia Ketua Osis juga, SMA Swasta Tunas Bangsa.
Aku : (Ekspresi kaget)... si Gufran Siswa Prestasi yang dapat hadian dari Kecamatan, Yang diberikan lansung oleh Pa Camat pada Upacara Bendera 17 agustus.
Ibu Guru : Iya...Nak...Ibu sangat salut sama dia, bukan hanya berprestasi tapi dia Juga mandiri untuk membiayai sekolahnya biasanya dia kekebun ikut kepala sekolanya untuk panen Coklat, untuk dapat uang jajan dia punya tugas sebagai penjaga sekolah setiap pagi diharus buka pintu kantor dan kibarkan bendera , begitu pula jam pulang sekolah menurunkan bendera dan mengunci semua pintu kelas. Semua itu dikerjakannya dari Kelas X (sepuluh). Dia juga bantu mengajar ngaji biasa untuk dapat Ilmu dan uang Sekolah, sering Ibu dengar suara ngaji dari gubuk itu.
( Ibu Guru menceritakan Pelajar pemilik Gubuk bambu) Kamipun larut dalam cerita Ibu Guru .Nak...Silahkan diminum Tehnya... (memecah keheningan kekhusuan pendengar setia).
Aku : hanya terpaku dalam diam, malu pada diri sendiri yang masih mengharapkan uang orang tua dan salut pada Gufran yang berprestasi ditengah keterbtasannya.
***
Sepulang dari Rumah Ibu Guru ada hal yang baru berkecamuk dalam batin
2017
2017
0 Comments:
Posting Komentar