Header Ads

Breaking News
recent

GUBUK BAMBU DITEPI PANTAI ABASON Oleh : Nahwan Pasangio

GOSPEN,26 Juni 2014 
Desa Abason adalah Negeri kenangan yang pernah aku singgahi dalam meraih asa, desa yang aku pandang sebagai desa religius diwilayah Kecamatan Totikum, Desa yang memiliki dua Madrasah dan satu pondok pesantren. Desa yang bertambah luas wilayah daratannya pasca gempa bumi tektonik, 4 Mei 2000, yang melanda wilayah Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan Dan Kabupaten Banggai Laut, terjadi surutnya (keringnya) air  laut sampai sekarang ini.
Pada bekas pecahnya gelombang disitu berdiri sebuah gubuk bambu berukuran 3 X 3 M beratapkan daun rumbia berdinding dan berlantai bambu. Didiami seorang pelajar untuk berteduh dari panasnya mentari dan basahnya air hujan serta dinginnya angin pantai, gubuk bambu yang setia berdiri kokoh selama tiga tahun melindungi Empunya yang terlahir dari keluarga petani sederhana  namun, memiliki kekayaan harapan dan cita-cita yang memiliki kesederhanaannya. Gubuk bambu inilah menjadi saksi bisu perjuangan dan pengorbanan walaupun dia tak lagi berdiri mungil seperti dulu, tetapi dia tetap berdiri mungil dihiasi bunga-bunga kenangan indah dalam lubuk hati ini.
Seakan kutonton kembali rekaman kehidupan digubuk bambu itu. Saat usia beranjak dewasa , saat tawa canda bersama teman sekelas, bersama geng MARS dan Saudara ALM. Suardi, semua itu tinggal cerita masa lalu yang tak pernah terulang lagi dan tak akan pernah terlupakan.
Pahit getirnya kehidupan yang aku lalui tak akan kuceritakan pada siapa kecuali dalam Do'a dan Sholatku. Manisnya kehidupan akan aku ceritakan pada mereka  agar kita selalu tertawa ceria bersama. Digubuk bambu inilah  Aku belajar dewasa untuk mandiri agar dapat memaknai hidup ini.
GUBUK BAMBU
Gubuk bambu yang aku tinggalkan
Menyimpan sejuta kenangan
Yang tak terlupakan
Menggoreskan lembaran sejarah
Tentang perjuangan
Seorang anak manusia.
Ia hidup dinegeri orang
Menerpa badai suka dan duka
Inilah kisah perjuangan seorang pelajar
Dalam menuntut ilmu dan cita-cita.
Tiga tahun sudah ia menyendiri
Hidup dalam gubuk bambu
Suka dan duka terus berganti
Laksana nada dalam irama.
Dengarkanlah
Wahai penuntu ilmu
Singsingkanlah lengan bajumu
Luruskan langkah kakimu.
Hembuskanlah angin kesegaran
Teteskanlah embun kesejukan
Dengan ilmu yang kau miliki
Dalam tanah air pusaka Indonesia.
Agar ibu pertiwi
Terrsenyum kembali
Melihat anak bagsanya
Mengikuti jejak langkah
pahlawan kusuma bangsa.
*********
14.1GOSPEN,30-6-2007
Menu Faforit digubuk bambu Kolua (bhs.Daerah Banggai: pisang rebus) sayur kangkung dan pepaya , serta snack sinanga loka (bhs. Banggai : Pisang goreng), itulah menu utama pengganjal perut agar aku tidak lapar dan menjadi stamina dimedan juang. Menu itu pula yang yang dihidangkan saat teman-teman bertamu walaupun demikian, aku selalu bersyukar karena teman- teman selalu berkunjung  dengan acara goreng pisang.hee....heeee.....
Disini aku banyak belajar tentang arti persahabatan. Ada satu peristwa pencurian meja rusak untuk dijadikan rak buku. Saat jam sekolah aku sudah melihat meja rusak dihalaman sekolah.
Sorenya kami bertiga kehalaman sekolah melaksanakan aksi pencurian meja rusak. Baru saja mengangangkatnya terdengar teriakan wei...wei...wei...siapa itu????Kamipun menoleh, ternyata Ibu Elis Guru bahasa Indonesia. Hee...heee....kamipun tertawa sambil bersembunyi dikomba-komba (bhs.Banggai: Semak-semak). Maklum zaman tahun ajaran 2004/ 2005 halaman sekolah kami setengah Rimba dan ada bukit inspirasinya tempat kami menghafal kalau mau ulangan. Tapi sekarang bukitnya sudah dibumi ratakan...yaa....begitulah kemajuan menuntut perubahan.
M

Tidak ada komentar:

ditulis oleh Nahwan Pasangio. Diberdayakan oleh Blogger.