Menyulam Cita-cita Ditengah Badai Oleh : Nahwan Pasangio

 "Menyulam adalah seni, sepatutnya kita menjalani hidup ini dengan seni". (Gospen Lopito)

Setiap kita tentu memiliki cita-cita, walaupun jalannya berbeda-beda. Ini hanya sedikit cerita senja hari ini untuk menggoreskan kenangan. Merantau adalah pilihan untuk mencari pengalaman diperpustakaan perguruan tinggi setelah selama 6 tahun  Ka Wan menimbah pengalaman dunia kerja di Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.

Melanjutkan studi S2 dan mengabdi diperputakaan perguruan tinggi merupakan tujuan pertama untuk sebuah pilihan rantau. Selasa,25 Maret 2014 langkah pengembaraan itu dimulai bertolak pada negeri asal Lopito, Rabu, 26 Maret 2014 Luwuk- Palu,Sabtu, 29 Maret 2014 Palu - Balikpapan, Senin,31 maret 2014 Balikpapan- Girimukti (Tinggal menumpang 2 Minggu),Senin,14 April 2014 Girimukti -Balikpapan . Semenjak 14 April 2014 langit Kota tepian aku jujung, bumi tepian kupijak. 

Semenjak tahun 2014 uang receh demi receh mulai ditabung untuk daftar kuliah, Alhamdulillah pada tahun 2015 semua telah mencapai target. Hakekatnya Manusia hanya merencanakan, namun Allah SWT yang maha segala-galanya. Qodaroallah Bapak Ka Wan sakit dan dengan Ikhlas program daftar S2 tertunda. Baginya kesehatan orang tuanya adalah yang terpenting. Semua berjalan seperti biasa komunikasi dengan orang tua lebih intens walaupun hanya melalui hp dan setiap tahun Ka Wan berusaha mudik untuk bisa merawat Bapaknya. 

Ka Wan selalu menjaga semangat dan cita-citanya baginya cita-cita adalah semangat hidup dan tantangan adalah badai kehidupan yang harus dilalui. Do'a dan restu orang tuanya adalah bekal perjalanan. Pengalaman kerja adalah kecakapan hidup dalam mengarungi gejolak dunia kerja. Belajar Ilmu agama sebuah keharusan agar jalan penuh hidayah, karena baginya belajar ilmu agama adalah pintu hidayah itu sendiri.

***

Bersambung...

Gospen,4 Juli 2023 (17:47)