Selasa, April 28, 2015

**Hujan Deras, Bukit Trikora di Bangkep Longsor

Senin, 9 Juli 2012

Tiga Tewas, Puluhan Rumah Tertimbun

**Hujan Deras, Bukit Trikora di Bangkep Longsor

Oke///cam
 
 
 
 
FOTO 1////
 
EVAKUASI: Proses evakuasi dilakukan sore kemarin (8/7). Dibantu warga setempat, Pemkab Bangkep menurunkan beberapa unit alat berat ke lokasi kejadian.
BARNABAS LOINANG
BANGKEP - Bencana tanah longsor melanda Kota Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) Minggu kemarin (8/7) sekitar pukul 10.00 wita. Musibah ini dipicu hujan deras yang mengguyur Kota Salakan kurun tiga pekan terakhir.
Akibatnya, jalan menuju kompleks perkantoran di Bukit Trikora mengalami longsor pagi kemarin. Jalan ini diketahui setiap harinya selalu padat dilalui oleh pengendara maupun masyarakat pejalan kaki.
Musibah ini membuat belasan rumah tertimbun material. Rumah yang tertimbun material posisinya tepat berada di bawah badan jalan. Longsor menyebabkan tiga orang tewas dan belasan lainnya luka berat dan luka ringan. Tiga korban yang tewas ditemukan di balik reruntuhan tanah yang longsor saat evakuasi dilakukan. Pemkab Bangkep menurunkan beberapa unit alat berat, yang dibantu oleh warga bersama aparat saat evakuasi dilakukan.
Informasi yang dihimpun Radar Sulteng dari lokasi kejadian menyebutkan, tiga warga dilaporkan tewas termasuk anak-anak yang baru berusia 2,5 tahun yang tewas bersama ibunya. Tiga yang tewas ialah mereka yang tidak bisa meloloskan diri dari timbunan material longsor.
Salah satu saksi mata menyebutkan, longsor datang begitu tiba-tiba dan langsung menimbun rumah. Hujan yang mengguyur selama tiga pekan, membuat struktur dan daya ikat tanah melemah.
Mereka yang selamat ialah yang rumahnya tidak terlalu parah terkena material longsor. Sedangkan mereka yang luka berat dan ringan langsung dirujuk ke Puskesmas Rawat Inap di Salakan guna mendapatkan tindakan darurat.
Bupati Banggai Kepulauan, Drs Lania Laosa MSc, langsung bergerak cepat menjalankan proses evakuasi bencana. Saat tiba di Puskesmas Salakan, Lania tak kuasa menahan tangis ketika melihat salah seorang anak berusia 4 tahun, yang telapak kakinya hancur tertimpa material longsor.
Data dari Puskesmas Salakan menyebutkan, sekitar 17 warga luka-luka termasuk anak-anak. Usai melihat langsung kondisi warganya,  bupati langsung memerintahkan SKPD terkait agar memberikan tindakan tanggap darurat kepada korban bencana.
Salah satu yang ditekankan bupati kepada SKPD dan pihak terkait ialah proses evakuasi korban yang selamat dari Puskesmas menuju Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk. Terdapat lima orang warga yang harus segera dilarikan ke RSUD Luwuk, karena perlu mendapat perawatan medis lebih lanjut. Karena, Puskesmas di Salakan belum tersedia fasilitas yang lengkap. Sedangkan korban yang dilarikan ke Luwuk, menggunakan kapal motor speed milik Pemkab Bangkep.
Selain itu, bupati juga mengisntruksikan kepada warga yang masih berdiam di lokasi longsor, agar segera diungsikan ke rumah jabatan bupati. Karena di daearah longsor tersebut, masih terdapat potensi longsor susulan lantaran hujan masih terus mengguyur hingga tadi malam.
Debit air hujan yang semakin bertambah terus mengundang kekhwatiran, dimana badan jalan tidak mampu menahan beban air, hingga bisa menyebabkan longsor. Drainase di jalan Trikora pun ada yang hancur karena longsor. Bahkan di beberapa titik jalan permukaannya terdapat retak-retak.
Bupati mengakui, longsor yang terjadi di ibukota Kabupaten Bangkep itu tidak pernah terjadi selama 50 tahun terakhir. “Baru kali ini terjadi,”singkat Lania. Orang pertama di Bangkep ini juga meminta instansi teknis mengkaji ulang IMB termasuk juga kajian lingkungan pembangunan jalan.
Bupati bahkan menduga, penyebabnya akibat pembangunan jalan Trikora yang tidak memperhitungkan aspek kajian lingkungan, baik itu melalui Amdal maupun UKL-UPL sebagaimana yang diwajibkan UU Lingkungan Hidup. “Inilah akibatnya kalau membangun seenaknya saja tanpa memperhitungkan akibat yang bakal ditimbulkan,” ujar Lania.
Untuk sementara, jalan Trikora ditutup sehingga tidak bisa dilewati oleh kendaraan umum dan pribadi maupun pejalan kaki. Ini untuk menghindari korban jiwa berikutnya, terlebih lagi bagi para pengendara. Arus jalan menuju kompleks perkantoran dialihkan dari arah Bongganan.
Warga di ibukota Salakan mengakui, kasus tanah longsor di pusat ibukota Salakan itu, merupakan kali pertama terjadi selama setengah abad lebih. Kasus ini merupakan ancaman sekaligus teguran bagi warga yang mendiami pemukiman di sekitar lereng atau bukit curam.
Aliya, warga Bongganan yang berusia 60 tahun lebih itu mengatakan, dia mengakui tanah longsor itu baru dilihatnya selama dia hidup. “Sampai sudah ada cucu, saya baru pertama ini terjadi tanah longsor, apalagi sampai ada korban jiwa,” ujarnya.
Hingga tadi malam dilaporkan dari Salakan, hujan deras terus mengguyur wilayah Salakan dan sekitarnya. Langit hitam dan mendung terus terlihat di atas Kota Salakan. Warga yang berada di sekitar lokasi longsor tetap menaruh khawatir. Bahkan, sarana komunikasi sulit tersambung akibat cuaca buruk.
Wartawan koran ini yang hendak menghubungi pihak-pihak terkait, sulit tersambung. Beberapa orang yang hendak ditelepon berkali-kali tetap tidak mau tersambungkan. “Pengaruh cuaca buruk, makanya signal HP juga tidak bagus,”kata warga setempat. (bar)
Edisi Radar Sulteng
  • 18:50:08
Search
Latest Guestbook
Kaltim Post Group

0 Comments: