Senin, Juli 08, 2019

LIT 2019 BPPN Sosiologi dan Perubahan Sosial


Sosiologi dan Perubahan Sosial
Oleh : Nahwan Pasangio

Pengertian Sosiologi
Apa yang dimaksud dengan sosiologi? Pengertian sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai manusia sebagai mahluk sosial dan interaksi antar manusia yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
Ada juga yang mengatakan definisi sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat. Jadi, yang dipelajari dalam sosiologi adalah perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Secara etimologis, kata “sosiologi” berasal dari bahasa Latin, yaitu Socius yang artinya kawan, dan Logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sehingga kita dapat mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang membahas mengenai kehidupan manusia sebagai mahluk sosial.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, setiap manusia di dalam suatu masyarakat memiliki peran masing-masing dan saling melengkapi.

Menurut Para Ahli
1. Pitirim Sorokin
Menurut Pitirim Sorokin, pengertian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam gejala sosial. Misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral. Menurutnya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial. Selain itu, Pitirim Sorokin juga mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
2. Max Weber
Menurut Max Weber, definisi sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

3. Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, pengertian sosiologi adalah ilmu yang fokus pada segi-segi kemasyarakatan yang sifatnya umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Proses Sosialisasi di Masyarakat Kota dan Desa
Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan.
Sosialisasi adalah sebagai suatu proses, membina masyarakat yang berpribadi. Sosialisasi diperoleh melalui kontak dengan lingkungan sosialnya, kontak dengan orang lain di masyarakat. Sosialisasi berkembang dari lingkungan yang terbatas dalam keluarga, makin lama makin meluas meliputi lingkungan-lingkungan sosial budaya di luar keluarga.anak dilahirkan sebagai individu, yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi pribadi. Individu itu mulai kontak dengan sekitarnya, terutama keluarganya, ibu, ayah, dan anggota keluarganya lainnya mulai mengenal dan menemukan “aku (self)”.
Keterkaitan antara individu dengan masyarakat dalam proses sosialisasi menjadi perhatian Erikson (1968). Keterkaitan antar individu dengan masyarakat sebagai sesuatu yang bersifat kooperatif daripada pertentangan. Masyarakat mempunyai tanggung jawab mensosialisasikan pada anggotanya dengan memberi tiap anggotanya kesempatan yang terbaik untuk pertumbuhan pribadi.

Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya.

Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.

Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.

Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
1.    Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler
Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung individualistis
Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum) 
Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
Kontrol sosial antar warga relatif rendah
Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.
kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
 orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
 di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

Masyarakat Desa (Rural Society)

Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.

Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.      Sederhana
2.      Mudah curiga
3.      Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.      Mempunyai sifat kekeluargaan
5.      Lugas atau berbicara apa adanya
6.      Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.      Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.      Menghargai orang lain
9.      Demokratis dan religius
10.  Jika berjanji, akan selalu diingat
11.  Anggota komunitas kecil
12.  Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
13.  Sistem kepemimpinan informal
14.  Ketergantungan terhadap alam tinggi
15.  Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan    penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.

16.  Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
17.  Kontrol sosial antara warga kuat
18.  hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
19.  Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
20.  Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
21.  Tingkat mobilitas sosialnya rendah
22. Penghidupan utama adalah petani. 


Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
Untuk memudahkan memahami tentang perbedaan masyarkat desa dan masyarakat kota ini dapat kita lihat dalam tabel dibawah ini :


 pernahkah kita menemukan perbedaan dalam kehidupan sehari-hari? Perbedaan yang kalian temui tentu bentuknya beragam, ya! Nah, hal tersebut merupakan hal yang wajar, lho. Perbedaan tadi lahir dari struktur sosial atau pola-pola yang mengatur kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, dalam sebuah struktur sosial, kita akan menemukan diferensiasi dan stratifikasi sosial juga. Wah itu apaan, ya? Yuk, sekarang kita cari tahu apa itu struktur sosial, diferensiasi sosial, dan stratifikasi sosial! 
Tahukah kamu, salam struktur sosial, terdapat dua konsep penting yang membedakan masyarakat berdasarkan hak dan kewajibannya. Dua konsep tersebut adalah status dan peran. Status diartikan sebagai seperangkat hak dan kewajiban individu atau kelompok yang mengakibatkan ia memiliki kedudukan, misalnya status seseorang sebagai guru. Sedangkan peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan berjalan sesuai dengan status seseorang. Misalnya status sebagai guru diharapkan memiliki peran positif di masyarakat. 
Struktur Sosial
Struktur sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Struktur sosial bersifat abstrak dan tidak dapat terlihat oleh mata. Selain itu, struktur sosial pada masyarakat bersifat sangat dinamis atau bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi sosial masyarakat. Nah, kamu harus ingat nih, struktur sosial mencakup dua unsur perbedaan pada masyarakat, baik perbedaan hierarkis berupa stratifikasi soal dan perbedaan horizontal berupa diferensiasi sosial. Jangan sampai lupa, ya!
Dalam sebuah struktur sosial, masyarakat akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan kelompoknya. Menurut Nasikun, seorang sosiolog Indonesia, struktur sosial masyarakat Indonesia membagi masyarakat dalam beberapa kelompok akibat adanya perbedaan stratifikasi dan diferensiasi sosial. Stratifikasi sosial juga bisa menyebabkan terbentuknya hierarki dalam bentuk kelas-kelas sosial di masyarakat, lho! 
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat secara horizontal, sehingga tidak ada kelas sosial yang timbul akibat diferensiasi sosial. Dalam diferensiasi sosial, masyarakat dikategorikan berdasarkan perbedaan-perbedaan yang setara, seperti perbedaan berdasarkan ras, perbedaan suku bangsa, perbedaan klan, dan perbedaan agama. Supaya kamu lebih gampang mengingat kategori diferensiasi sosial, ingat aja KA SARAS. Apaan tuh, kok KA SARASKA SARAS adalah Klan, Agama, Suku Bangsa, dan Ras. Hahaha jangan lupa, ya Squad! 

Stratifikasi Sosial
Berbeda dengan diferensiasi sosial, stratifikasi sosial adalah perbedaan vertikal yang memicu munculnya hierarki dan kelas-kelas sosial di masyarakat. Stratifikasi sosial di masyarakat ditentukan oleh sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Dasar yang digunakan untuk menggolongkan masyarakat dalam stratifikasi sosial adalah kekayaan, kekuasaan, keturunan, dan pendidikan. Bisa disingkat menjadi K3P nih, supaya kamu nggak lupa, Squad! Selo Soemardjan, seorang tokoh sosiologi Indonesia, juga mengemukakan dasar-dasar stratifikasi sosial. Apa saja, ya? Yuk, simak pada gambar di bawah ini! 
Menurut Pitirim Sorokin, stratifikasi sosial sebagai pembeda dalam masyarakat mengklasifikasikan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial yang bersusun bertingkat. Wujud nyata dari stratifikasi sosial adalah pembagian kelas sosial atas, kelas sosial menengah, dan kelas sosial bawah. 
Tahukah kamu, pada masyarakat perkotaan yang kompleks, unsur penggolong stratifikasi juga sangat banyak dan rumit. Masyarakat perkotaan distratifikasikan berdasarkan perbedaan kepemilikan ekonomi, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan hak-hak istimewa seseorang. Sebaliknya, pada masyarakat homogen seperti masyarakat pedesaan tradisional, sistem stratifikasi masih belum banyak diterapkan. Masyarakat homogen hanya dibedakan atas dasar perbedaan usia, kekuasaan, dan senioritas. Hal ini terjadi karena pembagian peran pada masyarakat homogen masih cenderung sedikit dan hampir semua orang melakukan peran yang sama, seperti masyarakat desa nelayan atau masyarakat desa petani. 


Menarik sekali ya, Squad! Meskipun ada perbedaan di masyarakat, kita tetap harus saling menghargai satu sama lain, ya! Lalu, kamu juga harus terus semangat belajarnya supaya bisa jadi juara! Yuk, belajar bersama guru privat terbaik di ruangles! Kamu nggak hanya bisa belajar pelajaran yang ada di sekolah saja, tapi juga pelajaran umum seperti bahasa asing dan berenang! Seru banget nggak, sih? Kuy, belajar bareng ruangles sekarang! 
Perubahan Sosial: Pengertian, Teori, Faktor Pendorong, dan Bentuknya
Pengertian Perubahan Sosial
Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial (social change)? Secara umum, pengertian perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terkait dengan pola pikir, sikap sosial, norma, nilai-nilai, dan berbagai pola perilaku manusia di dalam masyarakat.
Setiap individu atau suatu masyarakat pasti akan mengalami perubahan secara terus-menerus. Hal ini terjadi karena setiap individu dan anggota kelompok masyarakat memiliki pemikiran dan kemampuan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Namun, tingkat perubahan pada suatu kelompok masyarakat akan berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Ada perubahan yang terjadi dengan cepat, namun ada juga proses perubahan yang terjadi secara lambat. Hal ini tergantung kebutuhan, kesadaran, dan tindakan anggota kelompok tersebut.

Perubahan Sosial Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa itu perubahan sosial, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:
1. Mac Iver
Menurut Mac Iver, pengertian perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial.
2. William F. Ogburn
Menurut William F. Ogburn, social change adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
3. Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim, perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
4. John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin
Menurut John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin, pengertian perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, sebagai akibat adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
5. Selo Soemardjan
Menurut Selo Soemardjan, pengertian perubahan sosial adalah semua perubahan yang terjadi pada berbagai lembaga masyarakat dalam suatu masyarakat termasuk dalam hal nilai sosial, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok masyarakat.
Teori Perubahan Sosial

Social change dapat terjadi karena keseimbangan suatu masyarakat dipengaruhi oleh unsur-unsur penting di dalamnya. Misalnya ekonomi, biologis, geografis, dan lain sebagainya. Adapun beberapa teori perubahan sosial adalah sebagai berikut:
1. Teori Evolusi
Dalam hal ini, teori evolusi masih mengacu pada teori evolusi yang dicetuskan oleh Darwin dan dipengaruhi pemikiran Herbert Spencer. Menurut teori evolusi, proses perubahan terjadi secara perlahan dalam waktu yang panjang dan harus melalui berbagai tahapan hingga titik perubahan yang diharapkan dapat terwujud.
2. Teori Konflik
Teori ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx dan Ralf Dahrendord. Dalam teori konflik disebutkan bahwa suatu perubahan dapat terjadi sebagai akibat adanya pertentangan di dalam masyarakat. Pertentangan ini diawali perselisihan antara kelompok yang merasa tertindas dengan kelompok penguasa/ pemerintah sehingga akhirnya menimbulkan perubahan.
Menurut teori ini, konflik sosial akan selalu berdampingan dengan perubahan dan terjadi terus-menerus. Beberapa yang menjadi poin penting dari teori konflik ini adalah:
Setiap masyarakat akan terus mengalami perubahan.
Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang terjadinya perubahan.
Setiap masyarakat akan berada di pusaran konflik dan ketegangan.
Kestabilan sosial akan dipengaruhi oleh adanya tekanan antar golongan di dalam masyarakat.
3. Teori Fungsional
Teori ini dicetuskan pertamakali oleh William Ogburn. Menurut teori fungsionalis, kecepatan perubahan terjadi tidak sama meskipun unsur-unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lainnya. Dalam teori ini dijelaskan bahwa perubahan yang terjadi hanya mengambil hal yang baik, bermanfaat, dan menguntungkan bagi masyarakat.
4. Teori Siklus/ Siklis
Arnold Toynbee dan Oswald Spenger adalah tokoh yang mempengaruhi munculnya teori siklis. Dalam teori ini disebutkan bahwa perubahan di masyarakat tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun karena di dalam masyarakat terdapat siklus yang harus diikuti.
Menurut Oswald Spenger, proses perubahan sosial terjadi melalui empat tahap seperti proses perkembangan manusia, yaitu tahap anak-anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
Ciri-Ciri Perubahan Sosial

Meskipun ada cukup banyak bentuk perubahan di masyarakat, namun tidak semuanya dapat dikategorikan sebagai perubahan sosial. Adapun ciri-ciri perubahan sosial adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan Dengan Sengaja
Seringkali perubahan yang terjadi di masyarakat berlangsung secara tidak sengaja. Dalam hal ini, social change terjadi jika perubahan yang terjadi dilakukan dengan sengaja. Misalnya inovasi kendaraan bermotor yang dilakukan produsen sehingga lebih nyaman dan efisien penggunaannya.
2. Terjadi di Berbagai Tempat
Social change umumnya terjadi di berbagai tempat, mulai dari masyarakat desa hingga kota. Perubahan yang terjadi pada masyarakat di desa umumnya cenderung lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat di kota.
3. Proses Berkelanjutan
Social change terjadi secara terus menerus sehingga masyarakat akan selalu mengalami perubahan, baik dalam waktu cepat ataupun lambat. Perubahan terjadi karena manusia adalah mahluk sosial dan selalu berpikir secara dinamis dalam kehidupannya.
4. Sifatnya Imitatif
Dalam hal ini, imitatif maksudnya adalah adanya ketergantungan dan saling mempengaruhi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya. Contohnya adalah tren fashion dan tren gaya rambut yang diikuti oleh masyarakat.
5. Adanya Hubungan Kausalitas
Manusia adalah mahluk sosial sehingga perubahan dapat terjadi karena adanya hubungan timbal-balik satu sama lain. Hubungan kausalitas ini dapat menimbulkan kontroversi, kekacauan sementara, dan juga perubahan struktur masyarakat.

Bentuk Perubahan Sosial

Karakteristik masyarakat yang berbeda-beda menimbulkan adanyak beberapa bentuk social change. Adapun beberapa bentuk perubahan sosial adalah sebagai berikut:
1. Perubahan Struktural
Perubahan struktural adalah perubahan yang mendasar yang terjadi di masyarakat sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu contohnya adalah adanya perubahan sistem pemerintahan yang awalnya berbentuk monarki menjadi republik.
2. Perubahan Besar dan Kecil
Ini adalah perubahan besar ataupun kecil yang dapat menimbulkan pengaruh bagi masyarakat. Perubahan besar misalnya, proses industrialisasi yang mengubah masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Sedangkan perubahan kecil misalnya, perubahan gaya berpakaian masyarakat karena adanya pengaruh dari luar.
3. Perubahan Cepat dan Lambat
Perubahan cepat adalah social change yang terjadi dengan sangat cepat, atau yang biasanya disebut dengan revolusi. Sedangkan perubahan lambat, adalah social change yang terjadi dalam waktu yang sangat lama.
4. Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki adalah social change yang terjadi karena direncanakan oleh anggota masyarakat. Sedangkan perubahan yang tidak dikehendaki adalah social change yang terjadi tanpa disengaja atau tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Ada banyak sekali perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Salah satu contohnya adalah cara manusia berkomunikasi jarak jauh. Bila dulu kita berkomunikasi jarak jauh menggunakan telepon rumah atau wartel, sekarang kebanyakan sudah menggunakan telepon genggam.








0 Comments: