Sosiologi dan Perubahan Sosial
Oleh : Nahwan Pasangio
Pengertian
Sosiologi
Apa yang dimaksud dengan
sosiologi? Pengertian sosiologi adalah
suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai manusia sebagai mahluk sosial dan
interaksi antar manusia yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
Ada juga yang mengatakan definisi sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat, perilaku, dan
perkembangan masyarakat. Jadi, yang dipelajari dalam sosiologi adalah perilaku
sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok.
Secara etimologis, kata “sosiologi” berasal
dari bahasa Latin, yaitu Socius yang
artinya kawan, dan Logos yang
artinya ilmu pengetahuan. Sehingga kita dapat mendefinisikan sosiologi
sebagai ilmu yang membahas mengenai kehidupan manusia sebagai mahluk sosial.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia
merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan agar dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. Artinya, setiap manusia di dalam suatu masyarakat memiliki peran
masing-masing dan saling melengkapi.
Menurut Para Ahli
1.
Pitirim Sorokin
Menurut Pitirim Sorokin, pengertian sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beragam
gejala sosial. Misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral.
Menurutnya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial. Selain itu, Pitirim
Sorokin juga mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri
umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
2. Max Weber
Menurut Max Weber, definisi sosiologi adalah ilmu yang
berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
3. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, pengertian
sosiologi adalah ilmu yang fokus pada segi-segi kemasyarakatan yang sifatnya
umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Proses
Sosialisasi di Masyarakat Kota dan Desa
Kesibukan masing-masing warga
kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada
sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat acuh
tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini dapat
diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang
kemasyarakatan.
Sosialisasi adalah sebagai suatu proses, membina masyarakat yang
berpribadi. Sosialisasi diperoleh melalui kontak dengan lingkungan sosialnya,
kontak dengan orang lain di masyarakat. Sosialisasi berkembang dari
lingkungan yang terbatas dalam keluarga, makin lama makin meluas meliputi
lingkungan-lingkungan sosial budaya di luar keluarga.anak dilahirkan sebagai
individu, yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi pribadi. Individu itu
mulai kontak dengan sekitarnya, terutama keluarganya, ibu, ayah, dan anggota
keluarganya lainnya mulai mengenal dan menemukan “aku (self)”.
Keterkaitan antara individu dengan masyarakat
dalam proses sosialisasi menjadi perhatian Erikson (1968). Keterkaitan antar
individu dengan masyarakat sebagai sesuatu yang bersifat kooperatif daripada
pertentangan. Masyarakat mempunyai tanggung jawab mensosialisasikan pada
anggotanya dengan memberi tiap anggotanya kesempatan yang terbaik untuk
pertumbuhan pribadi.
Perbedaan status, kepentingan dan situasi
kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh terhadap sistem penilaian yang
berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan
pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi
dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya.
Warga
belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat
dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan
konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi,
yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan
masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk
karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai
ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
1. Kehidupan
keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler
Sikap
mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg
cenderung individualistis
Pembagian
kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
Hubungan
antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan
kepentingan.
Sangat
menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
Masyarakat
cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
Tingkat
pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
Kontrol
sosial antar warga relatif rendah
Kehidupan
bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
Mobilitas
sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan
waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.
kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah
peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang
lain
di
kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan
politik dan agama dan sebagainya.
jalan
pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Masyarakat Desa (Rural Society)
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu
masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa
nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu,
sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di
jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan
informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1. Sederhana
2. Mudah
curiga
3. Menjunjung
tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4. Mempunyai
sifat kekeluargaan
5. Lugas
atau berbicara apa adanya
6. Tertutup
dalam hal keuangan mereka
7. Perasaan
tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8. Menghargai
orang lain
9. Demokratis
dan religius
10. Jika
berjanji, akan selalu diingat
11. Anggota
komunitas kecil
12. Hubungan
antar individu bersifat kekeluargaan
13. Sistem
kepemimpinan informal
14. Ketergantungan
terhadap alam tinggi
15. Religius
magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara lain
melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting misalnya saat
kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen, bersih desa.
16. Rasa
solidaritas dan gotong royong tinggi
17. Kontrol
sosial antara warga kuat
18. hubungan
antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
19. Pembagian
kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
20. Patuh
terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
21. Tingkat
mobilitas sosialnya rendah
22. Penghidupan
utama adalah petani.
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana,
dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama,
serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan
masyarakat pedesaan.
Berbeda
dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih
mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu.
Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Hal
tersebutlah yang membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan
pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke
pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan
pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk
kesejahteraan mereka.
Untuk
memudahkan memahami tentang perbedaan masyarkat desa dan masyarakat kota ini
dapat kita lihat dalam tabel dibawah ini :
pernahkah kita menemukan
perbedaan dalam kehidupan sehari-hari? Perbedaan yang kalian temui tentu
bentuknya beragam, ya! Nah, hal tersebut merupakan hal yang wajar, lho. Perbedaan
tadi lahir dari struktur sosial atau pola-pola yang mengatur kehidupan
sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, dalam sebuah struktur sosial, kita
akan menemukan diferensiasi dan stratifikasi sosial juga. Wah itu apaan, ya?
Yuk, sekarang kita cari tahu apa itu struktur sosial, diferensiasi sosial, dan
stratifikasi sosial!
Tahukah
kamu, salam struktur sosial, terdapat dua konsep penting yang membedakan
masyarakat berdasarkan hak dan kewajibannya. Dua konsep tersebut adalah status dan peran. Status diartikan
sebagai seperangkat hak dan kewajiban individu atau kelompok yang mengakibatkan
ia memiliki kedudukan, misalnya status seseorang sebagai guru. Sedangkan peran adalah seperangkat tingkah
laku yang diharapkan berjalan sesuai dengan status seseorang. Misalnya status
sebagai guru diharapkan memiliki peran positif di masyarakat.
Struktur Sosial
Struktur
sosial secara sederhana bisa didefinisikan sebagai pola perilaku berulang yang
menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat. Struktur
sosial bersifat abstrak dan tidak dapat terlihat oleh mata. Selain itu,
struktur sosial pada masyarakat bersifat sangat dinamis atau bisa berubah-ubah
sesuai dengan kondisi sosial masyarakat. Nah, kamu harus ingat nih, struktur
sosial mencakup dua unsur perbedaan pada masyarakat, baik perbedaan hierarkis
berupa stratifikasi soal dan perbedaan horizontal berupa diferensiasi sosial.
Jangan sampai lupa, ya!
Dalam
sebuah struktur sosial, masyarakat akan selalu menyesuaikan perilakunya dengan
kelompoknya. Menurut Nasikun, seorang sosiolog Indonesia, struktur sosial
masyarakat Indonesia membagi masyarakat dalam beberapa kelompok akibat adanya
perbedaan stratifikasi dan diferensiasi sosial. Stratifikasi
sosial juga bisa menyebabkan terbentuknya hierarki dalam bentuk kelas-kelas
sosial di masyarakat, lho!
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi
sosial adalah pembedaan masyarakat secara horizontal, sehingga tidak ada kelas
sosial yang timbul akibat diferensiasi sosial. Dalam diferensiasi sosial,
masyarakat dikategorikan berdasarkan perbedaan-perbedaan yang setara, seperti
perbedaan berdasarkan ras, perbedaan suku bangsa, perbedaan klan, dan perbedaan
agama. Supaya kamu lebih gampang mengingat kategori diferensiasi sosial, ingat
aja KA SARAS. Apaan tuh,
kok KA SARAS? KA SARAS adalah Klan, Agama, Suku Bangsa, dan Ras. Hahaha jangan lupa, ya Squad!
Stratifikasi Sosial
Berbeda
dengan diferensiasi sosial, stratifikasi sosial adalah perbedaan vertikal yang
memicu munculnya hierarki dan kelas-kelas sosial di masyarakat. Stratifikasi
sosial di masyarakat ditentukan oleh sesuatu yang dihargai oleh masyarakat.
Dasar yang digunakan untuk menggolongkan masyarakat dalam stratifikasi sosial
adalah kekayaan, kekuasaan, keturunan, dan pendidikan. Bisa disingkat menjadi K3P
nih, supaya kamu nggak lupa, Squad! Selo Soemardjan, seorang tokoh sosiologi
Indonesia, juga mengemukakan dasar-dasar stratifikasi sosial. Apa saja, ya?
Yuk, simak pada gambar di bawah ini!
Menurut
Pitirim Sorokin, stratifikasi sosial sebagai pembeda dalam masyarakat
mengklasifikasikan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial yang bersusun
bertingkat. Wujud nyata dari stratifikasi sosial adalah pembagian kelas sosial
atas, kelas sosial menengah, dan kelas sosial bawah.
Tahukah
kamu, pada masyarakat perkotaan yang kompleks, unsur penggolong stratifikasi
juga sangat banyak dan rumit. Masyarakat perkotaan distratifikasikan
berdasarkan perbedaan kepemilikan ekonomi, pekerjaan, tingkat pendidikan, dan
hak-hak istimewa seseorang. Sebaliknya, pada masyarakat homogen seperti
masyarakat pedesaan tradisional, sistem stratifikasi masih belum banyak
diterapkan. Masyarakat homogen hanya dibedakan atas dasar perbedaan usia,
kekuasaan, dan senioritas. Hal ini terjadi karena pembagian peran pada
masyarakat homogen masih cenderung sedikit dan hampir semua orang melakukan
peran yang sama, seperti masyarakat desa nelayan atau masyarakat desa petani.
Menarik
sekali ya, Squad! Meskipun ada perbedaan di masyarakat, kita tetap harus saling
menghargai satu sama lain, ya! Lalu, kamu juga harus terus semangat belajarnya
supaya bisa jadi juara! Yuk, belajar bersama guru privat terbaik di ruangles!
Kamu nggak hanya bisa belajar pelajaran yang ada di sekolah saja, tapi juga
pelajaran umum seperti bahasa asing dan berenang! Seru banget nggak, sih? Kuy,
belajar bareng ruangles sekarang!
Perubahan
Sosial: Pengertian, Teori, Faktor Pendorong, dan Bentuknya
Pengertian
Perubahan Sosial
Apa
yang dimaksud dengan perubahan sosial (social change)? Secara umum,
pengertian perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat terkait dengan pola pikir, sikap sosial, norma, nilai-nilai,
dan berbagai pola perilaku manusia di dalam masyarakat.
Setiap
individu atau suatu masyarakat pasti akan mengalami perubahan secara
terus-menerus. Hal ini terjadi karena setiap individu dan anggota kelompok
masyarakat memiliki pemikiran dan kemampuan yang terus berkembang dari waktu ke
waktu.
Namun, tingkat
perubahan pada suatu kelompok masyarakat akan berbeda dengan kelompok
masyarakat lainnya. Ada perubahan yang terjadi dengan cepat, namun ada juga
proses perubahan yang terjadi secara lambat. Hal ini tergantung kebutuhan,
kesadaran, dan tindakan anggota kelompok tersebut.
Perubahan
Sosial Menurut Para Ahli
Agar
lebih memahami apa itu perubahan sosial, maka kita dapat merujuk pada pendapat
para ahli berikut ini:
1.
Mac Iver
Menurut
Mac Iver, pengertian perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi
dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan
(ekuilibrium) hubungan sosial.
2.
William F. Ogburn
Menurut
William F. Ogburn, social change adalah perubahan yang mencakup
unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya
pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial.
3.
Emile Durkheim
Menurut
Emile Durkheim, perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor
ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi
tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat
modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
4.
John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin
Menurut
John Lewis Gillin dan John Phillip Gillin, pengertian perubahan sosial adalah
suatu variasi dari cara hidup yang diterima, sebagai akibat adanya perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun
karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.
5.
Selo Soemardjan
Menurut
Selo Soemardjan, pengertian perubahan sosial adalah semua perubahan yang
terjadi pada berbagai lembaga masyarakat dalam suatu masyarakat termasuk dalam
hal nilai sosial, sikap, dan pola perilaku antara kelompok-kelompok masyarakat.
Teori
Perubahan Sosial
Social
change dapat terjadi karena keseimbangan suatu masyarakat dipengaruhi oleh
unsur-unsur penting di dalamnya. Misalnya ekonomi, biologis, geografis, dan
lain sebagainya. Adapun beberapa teori perubahan sosial adalah sebagai berikut:
1.
Teori Evolusi
Dalam
hal ini, teori evolusi masih mengacu pada teori evolusi yang dicetuskan oleh
Darwin dan dipengaruhi pemikiran Herbert Spencer. Menurut teori evolusi, proses
perubahan terjadi secara perlahan dalam waktu yang panjang dan harus melalui
berbagai tahapan hingga titik perubahan yang diharapkan dapat terwujud.
2.
Teori Konflik
Teori
ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx dan Ralf Dahrendord. Dalam teori
konflik disebutkan bahwa suatu perubahan dapat terjadi sebagai akibat adanya
pertentangan di dalam masyarakat. Pertentangan ini diawali perselisihan antara
kelompok yang merasa tertindas dengan kelompok penguasa/ pemerintah sehingga
akhirnya menimbulkan perubahan.
Menurut
teori ini, konflik sosial akan selalu berdampingan dengan perubahan dan terjadi
terus-menerus. Beberapa yang menjadi poin penting dari teori konflik ini
adalah:
Setiap
masyarakat akan terus mengalami perubahan.
Setiap
komponen masyarakat biasanya menunjang terjadinya perubahan.
Setiap
masyarakat akan berada di pusaran konflik dan ketegangan.
Kestabilan
sosial akan dipengaruhi oleh adanya tekanan antar golongan di dalam masyarakat.
3.
Teori Fungsional
Teori
ini dicetuskan pertamakali oleh William Ogburn. Menurut teori fungsionalis,
kecepatan perubahan terjadi tidak sama meskipun unsur-unsur masyarakat saling
berhubungan satu sama lainnya. Dalam teori ini dijelaskan bahwa perubahan yang
terjadi hanya mengambil hal yang baik, bermanfaat, dan menguntungkan bagi
masyarakat.
4.
Teori Siklus/ Siklis
Arnold
Toynbee dan Oswald Spenger adalah tokoh yang mempengaruhi munculnya teori
siklis. Dalam teori ini disebutkan bahwa perubahan di masyarakat tidak dapat
dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun karena di dalam masyarakat terdapat
siklus yang harus diikuti.
Menurut
Oswald Spenger, proses perubahan sosial terjadi melalui empat tahap seperti
proses perkembangan manusia, yaitu tahap anak-anak, remaja, dewasa, dan masa
tua.
Ciri-Ciri
Perubahan Sosial
Meskipun
ada cukup banyak bentuk perubahan di masyarakat, namun tidak semuanya dapat
dikategorikan sebagai perubahan sosial. Adapun ciri-ciri perubahan sosial
adalah sebagai berikut:
1.
Dilakukan Dengan Sengaja
Seringkali
perubahan yang terjadi di masyarakat berlangsung secara tidak sengaja. Dalam
hal ini, social change terjadi jika perubahan yang terjadi dilakukan
dengan sengaja. Misalnya inovasi kendaraan bermotor yang dilakukan produsen
sehingga lebih nyaman dan efisien penggunaannya.
2.
Terjadi di Berbagai Tempat
Social
change umumnya terjadi di berbagai tempat, mulai dari masyarakat desa
hingga kota. Perubahan yang terjadi pada masyarakat di desa umumnya cenderung
lebih lambat dibandingkan dengan masyarakat di kota.
3.
Proses Berkelanjutan
Social
change terjadi secara terus menerus sehingga masyarakat akan selalu
mengalami perubahan, baik dalam waktu cepat ataupun lambat. Perubahan terjadi
karena manusia adalah mahluk sosial dan selalu berpikir secara dinamis dalam
kehidupannya.
4.
Sifatnya Imitatif
Dalam
hal ini, imitatif maksudnya adalah adanya ketergantungan dan saling
mempengaruhi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat
lainnya. Contohnya adalah tren fashion dan tren gaya rambut yang diikuti oleh
masyarakat.
5.
Adanya Hubungan Kausalitas
Manusia
adalah mahluk sosial sehingga perubahan dapat terjadi karena adanya hubungan
timbal-balik satu sama lain. Hubungan kausalitas ini dapat menimbulkan
kontroversi, kekacauan sementara, dan juga perubahan struktur masyarakat.
Bentuk Perubahan Sosial
Karakteristik
masyarakat yang berbeda-beda menimbulkan adanyak beberapa bentuk social
change. Adapun beberapa bentuk perubahan sosial adalah sebagai berikut:
1.
Perubahan Struktural
Perubahan
struktural adalah perubahan yang mendasar yang terjadi di masyarakat sehingga
mempengaruhi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu contohnya
adalah adanya perubahan sistem pemerintahan yang awalnya berbentuk monarki
menjadi republik.
2.
Perubahan Besar dan Kecil
Ini
adalah perubahan besar ataupun kecil yang dapat menimbulkan pengaruh bagi
masyarakat. Perubahan besar misalnya, proses industrialisasi yang mengubah
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Sedangkan perubahan kecil
misalnya, perubahan gaya berpakaian masyarakat karena adanya pengaruh dari
luar.
3.
Perubahan Cepat dan Lambat
Perubahan
cepat adalah social change yang terjadi dengan sangat cepat, atau yang biasanya
disebut dengan revolusi. Sedangkan perubahan lambat, adalah social change yang
terjadi dalam waktu yang sangat lama.
4.
Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki
Perubahan
yang dikehendaki adalah social change yang terjadi karena direncanakan oleh
anggota masyarakat. Sedangkan perubahan yang tidak dikehendaki adalah social
change yang terjadi tanpa disengaja atau tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Ada
banyak sekali perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Salah
satu contohnya adalah cara manusia berkomunikasi jarak jauh. Bila dulu kita
berkomunikasi jarak jauh menggunakan telepon rumah atau wartel, sekarang
kebanyakan sudah menggunakan telepon genggam.
0 Comments:
Posting Komentar